Makalah Agama


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Makan merupakan makanan pokok setiap manusia, tubuh kita akan terasa lemah, jika nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak kita penuhi. Allah menyuruh Rasul-Nya untuk memakan makanan yang baik-baik, karena sesungguhnya makanan yang baik-baik itulah yang sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Suruhan yang Allah tujukan kepada Rasul, juga harus kita ikuti sebagaimana kita seorang muslim. Kita dianjurkan untuk makan dan minum yang halal dan bergizi. Halal artinya semua makanan atau minuman yang kita konsumsin sesuai dengan yang dianjurkan tidak bertentangan dengan syar’i. Bergizi berarti makanan yang kita konsumsi mengandung vitamin, karbohidrat, protein dan lain sebagainya yang bisa menambah energi tubuh kita.
            Dalam hal makan dan minum, Rasulullah saw semasa hidupnya telah mencontohkan berbagai adab atau tingkah laku yang selayaknya dilakukan saat kita sedang makan dan minum. Berbagai adab tersebut akan dibahas di dalam makalah ini
  
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana adab makan yang baik menurut islam ?
2.      Bagaimana adab minum yang baik menurut islam ?

3.       
BAB II
PEMBAHASAN

A.    ADAB MAKAN
1.      Pengertian “makan”
Makan ialah mengunyah, menelan sesuatu. “makan” dalam pengertian “akala” ialah madhagha wa bala’a = menelan dan melulur.
Dalam ilmu kesehatan ia berarti “Mengganti kalori yang sudah terpakai”.
2.      Makanan yang baik untuk dimakan
Ialah yang berkalori, sesuai dengan kebutuhan tubuh yang akan memakannya, dan halal cara mendapatkannya.[1] Firman Allah SWT dalam dalam surah Al-Mu’minum ayat 51, yang artinya: “Hai para Rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mu’minum: 51)[2]
3.      Cara makan yang baik menurut Islam ?
·         Mencuci tangan sebelum makan
·         Dipasang niat untuk menambah agar lebih dapat melakukan taqwa kepada Allah SWT
·         Rela menerima apa yang ada, sehingga tidak meminta atau menanyakan yang tidak ada.
·         Mulai dengan membaca “Bismillahir rahmaanir rahiim” kemudian membaca do’a makan sebagai berikut, yang artinya[3] “Wahai Allah, berkahilah rizqi yang engkau rizqikan kepada kami, dan periharalah kami dari siksa neraka. Dengan menyebut asma Allah”
·         Mengambil makanan dengan tangan kanan
·         Mengecilkan suapnya
·         Mencernanya dengan baik
·         Menelannya tidak terburu-buru
·         Jangan mencela makanan yang ada
·         Makanlah apa yang dekat dengan kita!
·         Jika mau memakannya makanlah dan jika tidak jangan!
·         Jangan meniup makanan yang akan dimakan!
·         Jangan banyak minum sedang makan!
·         Jangan makan dan minum sedang berdiri
·         Jangan makan sedang berguling
·         Perhatikan mangkok. Gelas, dan sebagainya sebelum diminum!
·         Jangan bernapas ke makanan dan minuman !
·         Sesudah makan maka segeralah mencuci tangan yang dipakai tadi!
·         Menyudahi makan dengan membaca “Alhamdulilahir rabbil ‘aalamiin”[5] kemudian membaca do’a sesudah makan sebagai berikut, yang artinya “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku makanan ini serta memberikan rizqi padaku tanpa daya dan kekuatan dari padaku”.
4.      Akhlak makan bersama.
·         Tunggu orang yang lebih tua dari kita lebih dahulu memulai makan!
·         Jangan diam-diam saja waktu makan dan berbicara secara sopan.
·         Jangan rakus hendak dapat banyak, sehingga merugikan orang lain!
·         Jangan meninggalkan sebagian makanan
·         Jangan memperhatikan cara teman makan, agar ia tidak malu!
·         Jangan melakukan sesuatu yang tidak disukai teman, seperti merundukkan kepala kita ke depannya, sehingga terhalang ia menyuap.
·         Jika ada yang akan dikeluarkan dari mulut kita, maka melengonglah ke arah lain, agar teman makan tidak jijik!
·         Jangan mengatakan hal-hal yang menjijikkan teman makan!
·         Dan lain yang menurut kebudayaan setempat dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang ada!
Catatan
·         Boleh meletakkan makanan di atas meja makan dengan sengaja memudahkan makan dan bukan kesombongan.
·         Boleh duduk di atas kursi makan
·         Jika waktu shalat masih banyak, dan perut lapar, maka makanlah lebih dahulu, tetapi jangan sampai tidak shalat!
5.      Cara yang baik menjadi tamu makan.
·         Mencepatkan makan dari biasa, karena tempat atau kursi tidak cukup sebanyak tamu.
·         Jika ada kue dan makanan, maka lebih baik makan kue manis sedikit lebih dahulu, untuk menghindari pedih perut, karena Rasul memakan buah korma lebih dahulu sebelum salat Magrib waktu berbuka.
·         Makan lebih dahulu yang lebih halus cernaanya.
·         Jangan terburu-buru untuk mengambil makanan yang lain padahal yang ada masih banyak!
·         Keluarlah dari tempat makan pada waktunya dengan tenang dan hormat kepada tuan rumah dan hadirin!



6.      Macam Hidangan yang Biasa Rasulullah Konsumsi
Dalam hal menu makanan dan minuman, Rasulullah saw tidak terbiasa hanya menyantap satu macam menu makanan saja, karena tidak baik bagi kesehatan. Bahkan, bagi sebagian orang, kebiasaan hanya menyantap satu macam menu makanan saja tidak mungkin mereka lakukan, karena tubuhnya tidak mampu menerima hal tersebut. Jadi, mengonsumsi hanya satu bentuk menu makanan saja walaupun menu makanan tersebut menu terbaik, sangat tidak baik bagi kesehatan.
Rasulullah saw mengonsumsi berbagai macam menu makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat beliau waktu itu, seperti daging, buah-buahan, roti, kurma, dan yang lainnya. Jika menu makanan yang beliau makan memerlukan menu penyeimbang, maka beliau akan melakukan hal tersebut, seperti mengimbangi panas yang ditimbulkan oleh kurma dengan mengonsumsi buah, semangka. Namun, jika sedang tidak ada, maka beliau tetap menyantapnya, tetapi tidak terlalu berlebihan, hanya cukup memenuhi kebutuhan tubuh dan mampu meredam selera, sehingga tidak mengganggu kesehatan.
Jika beliau tidak menyukai salah satu macam menu makanan, maka beliau tidak menyantapnya dan tidak memaksa diri untuk mencoba menyantapnya. Ini adalah salah satu kaidah dasar menjaga kesehatan tubuh, karena kapan seseorang menyantap makanan yang sama sekali tidak disukainya, maka bahaya yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh.
Abu Hurairah r.a berkata yang artinya,
“Rasulullah saw tidak pernah mencela satu macam makanan sekalipun, jika berselera terhadap salah satu macam makanan, maka ia santap. Jika tidak, maka akan beliau tinggalkan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Makanan yang paling disukai oleh Rasululah adalah daging, halwa (makanan yang dibuat dari campuran gula atau madu) dan madu. Tiga makanan pokok tersebut adalah makan yang paling baik, paling bermanfaat untuk tubuh, organ hati, dan organ tubuh lainnya.
Jika memakan roti, maka Rasulullah saw memakannya dengan lauk pauk, jika memang ada. Terkadang beliau makan roti dengan daging. Terkadang beliau makan roti dengan semangka, terkadang dengan kurma. Jika beliau makan roti dengan kurma, maka beliau letakkan kurma ke dalam roti yang hendak dimakan. Beliau bersabda, “Lauk ini untuk makanan ini.” (HR Abu Dawud)
Terkadang beliau juga makan roti dengan cuka, seperti sabdanya “Sebaik-baik lauk adalah cuka”. (HR Muslim)



7.      Posisi Duduk Ketika sedang Makan
Rasulullah saw. Berkata,
“Aku tidak makan sambil bersandar (setengah tiduran).” (HR Bukhari)
Sesungguhnya aku duduk seperti duduknya seorang hamba sahaya dan aku makan seperti makannya seorang hamba sahaya”.
Diriwayatkan juga bahwa ketika sedang makan, beliau mengambil posisi duduk di atas kedua lutut dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah punggung telapak kaki kanan, untuk mencerminkan sikap tawadhu dan sopan kepada Allah serta mencerminkan penghormatan terhadap makanan sekaligus orang sedang makan bersama beliau.
8.      Do’a Lupa membaca Basmalah dan Ingat di tengah-tengah makan
Yang artinya “Dengan menyebut asma Allah mulai permulaan sampai penghabisan".

      B.     ADAB MINUM
Di dalam Al-Qur’an pada surah Al-Maidah ayat 90, Allah SWT berfirman yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan termasuk perbuatan setan. Maka Jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung” (QS. AL-Maidah: 90).[10]
1.      Di Antara Tuntunan Nabi saw adalah Minum Sambil Duduk
Di antara tuntunan Nabi saw adalah minum sambil duduk dan ini yang memang biasa beliau contohkan. Diriwayatkan bahwa beliau melarang minum sambil berdiri. Diriwayatkan juga bahwa beliau memerintahkan orang yang minum sambil berdiri untuk memuntahkan air yang diminum.
Pada dasarnya minum sambil berdiri memang memiliki macam efek negatif, diantaranya adalah seseorang tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari air yang diminum. Air yang masuk tidak bisa menetap di dalam lambung sehingga ia tidak bisa disebarkan ke seluruh tubuh secara sempurna oleh organ hati. Air yang diminum akan masuk ke dalam tubuh dengan kecepatan yang berlebihan dan dikhawatirkan hal itu bisa memengaruhi panas perut, bahkan bisa merusaknya.
2.      Membaca Basmalah Ketika Hendak Minum dan Membaca Hamdalah ketika Setelah Selesai
Hal ini jika dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap manfaat air yang diminum, sekaligus hal ini bisa menolak hal-hal negatif yang terdapat pada air minum.
Berikut adalah bacaan do’a sehabis minum, yang artinya “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan minum ini serta rizqi pada ku tanpa daya dan kekuatan dari padaku”.

C.     Do’a Sehabis Makan dan Minum
           Yang artinya “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum kepadaku tanpa daya dan kekuatan dari padaku”.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Makan ialah mengunyah, menelan sesuatu. “makan” dalam pengertian “akala” ialahmadhagha wa bala’a = menelan dan melulur. Dalam ilmu kesehatan ia berarti “Mengganti kalori yang sudah terpakai”. Yang baik di makan ialah yang berkalori, sesuai dengan kebutuhan tubuh yang akan memakannya, dan halal cara mendapatkannya.
Dalam hal menu makanan dan minuman, Rasulullah saw tidak terbiasa hanya menyantap satu macam menu makanan saja, karena tidak baik bagi kesehatan. Rasulullah saw mengonsumsi berbagai macam menu makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat beliau waktu itu, seperti daging, buah-buahan, roti, kurma, dan yang lainnya.
Diriwayatkan juga bahwa ketika sedang makan, Rasulullah mengambil posisi duduk di atas kedua lutut dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah punggung telapak kaki kanan, untuk mencerminkan sikap tawadhu dan sopan kepada Allah serta mencerminkan penghormatan terhadap makanan sekaligus orang sedang makan bersama beliau.
Di antara tuntunan Nabi saw adalah minum sambil duduk dan ini yang memang biasa beliau contohkan. Diriwayatkan bahwa beliau melarang minum sambil berdiri. Membaca Basmalah ketika hendak minum dan membaca Hamdalah ketika setelah selesai.Hal ini jika dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap manfaat air yang diminum, sekaligus hal ini bisa menolak hal-hal negatif yang terdapat pada air minum.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Asy-Syaami, Shaleh. Berakhlak & Beradab Mulia. 2005. Jakarta: Gema Insani
Departemen Agama RI. Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2011. Bandung: CV Penerbit
                Diponegoro
Masyhur, Kahar. Membina Moral dan Akhlak. 1994. Jakarta: PT Rineka Cipta
Rahman, Abdul. Doa-Doa Yang Mudah Terkabul. 2014. Jakarta Barat: PT Mahadaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perubahan Wujud Benda