BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Masalah
Islam adalah agama yang benar, agama yang paling sempurna di
antara agama samawi yang diturunkan Allah SWT. kesempurnaannya dapat dilihat
dari syariatnya, tidak ada satu sendi kehidupan pun melainkan semua itu telah
terliputi oleh hukum atau syariat Islam, termasuk dalam hal berlaku jujur dan
adil..
Jujur
adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan,
khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi
Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan
susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT
menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran
dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan
ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya
sesuatu yang tidak dikatakan.
Keadilan dalam
Islam meliputi semua hal, mulai pada diri sendiri, dalam kehidupan rumah
tangga, masyarakat hingga kehidupan bernegara. Keadilan dalam Islam bukanlah
keadilan yang dibuat-buat atau hasil pemikiran manusia, melainkan berlandaskan
Al-Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah Rabb semesta alam baik dalam
Al-Qur’an maupun yang dilhamkan kepada manusia pilihan Allah, Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Al-Hadits).
Akan tetapi
jikalau kita lihat dan perhatikan kehidupan sosial sekarang bahwa kejujuran dan
keadilan sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah jarang
kejujuran dan keadilan diaplikasikan dan diterapkan pada kehidupan keseharian
seseorang.
Untuk itu, dengan sulitnya
sikap adil dan jujur zaman sekarang karena berbagai faktor,
kami akan membahas sedikit tentang “Bersikap Adil da jujur” dengan berbagai
sumber-sumber yabg kami peroleh, agar mengetahui lebih dalam tentang
sikap berlaku jujur dan adil.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian berlaku jujur dan adil ?
2.Sebutkan dalil tentang
berlaku jujur dan adil dalam Al-Qur’an dan Hadits ?
3.Apa manfaat dan kegunaan berbuat jujur dan adil?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jujur dan Adil
1.
Pengertian
Jujur
Dalam
bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar,
dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah).
Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan seperti yang
tertera dalam QS. Al-Miadah ayat 8 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah..... “ dan
dalam QS. At-Taubah ayat 119 “.......dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar”.
Jujur
adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang berpendapat
bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada.
Jadi kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka
dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.
Kejujuran
itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seseorang yang
melaksanakan sesuatu perbuatan, tentu sesuai dengan apa yang ada pada batinnya.
Seseorang yang berbuat riya’ tidaklah dikataka sebagai orang yang jujur karena
dia telah menampakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan
(didalam batinnya). Begitu pula orang yang munafik tidaklah dikatakan sebagai
seorang yang jujur karena ia menampakan dirinya sebagai seorang yang bertauhid,
padahal sebaliknya. Hal yang sama juga berlaku pada pelaku bid’ah; secara
lahirlah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tapi hakikatnya dia berbeda
dengan Nabi. Jelasnya, kejujuran merupakan sifat seorang beriman, sedangkan
lawannya dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
2.
Pengertian
Adil
Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dan tidak
berat sebelah. Berlaku
adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak, dan
tidak merugikan pihak mana pun. Adil dapat berarti tidak berat sebelah serta
berarti sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Jamil
Shaliba, penulis kamus Filsafat Arab, mengatakan bahwa, menurut bahasa adil
berarti al-Istiqamah yang berarti tetap pada pendirian, sedangkan dalam
syari'at adil berarti tetap dalam pendirian dalam mengikuti jalan yang benar
serta menjauhi perbuatan yang dilarang serta kemampuan akal dalam menundukkan
hawa nafsu. Sebagaimana firman di bawah ini.
Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. an-NaŽl [16] : 90)
B.
Dalil
tentang Perilaku Jujur Dan Adil dalam Al-Qur’an dan Hadits
1. Al-Qur’an dan Hadits Tentang
Perilaku Jujur
Sifat jujur merupakan tanda
keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat
tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan
akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai
derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Syari’at
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT
telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
Artinya
: “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak
dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik
dalam perbuatan maupun ucapan,
sebagaimana firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩ ,
Artinya : “Hai orang-orang yang
beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )
Kejujuran itu ada pada ucapan,
juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu
sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan“tidak” untuk
korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan malah hanya mengatakan
tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan ciri-ciri
orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat orang yang munafik.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda
“Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila
berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim).
Allah Swt. Menegaskan bahwa
tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya
dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ
يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا
ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ
عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١١٩
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang
bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya;
Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" (
Q.S al-Maidah : 119 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan
umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang
akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi
Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw.
Bersabda. “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )
2.
Al-Qur’an
dan Hadits Tentang Perilaku Adil
Artinya:
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-An'am, Ayat 115)
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-An'am, Ayat 115)
Artinya:
“(Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan
Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu katakan." (QS. Al-Anbiya:112)
Artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil .
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.
Al-Ma’idah:8)
Artinya:
“Dan kamu
sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun
kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung
(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.
Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nisa’:129)
Artinya :
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”(QS. Az-Zumar:69)
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”(QS. Az-Zumar:69)
Hadits Nabi SAW :
عَنِ
اِبْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْمُقْسِطُوْنَ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَلَى مَنَابِرِ مِنْ نُوْرٍ عَلَى يَمِيْنِ الْعَرْشِ الَّذِيْنَ
يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَاَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلَّوْا (رواه ابن ابي شيبة
ومسلم والنسائي والبيهقي (
Artinya
: “ Dari Ibnu Umar R. A. dari Nabi SAW bersabda : “ Orang yang
berperilaku adil akan berada di sisi Allah pada hari kiamat. Ia duduk di atas
mimbar cahaya yang bersinar di sebelah kanan Arasy, yaitu mereka yang adil
dalam menghukum, adil terhadap keluarga, dan terhadap sesuatu yang menjadi
tanggungannya “. (
H.R. Ibnu Abi Syabah, Muslim, Nasa’I, dan Baihaqi ).
C.
Manfaat dan kegunaan Berlaku jujur dan adil
1. Manfaat dan kegunaan Berlaku jujur
a.
Jujur
adalah tindakan yang mulia.
b.
Dengan
jujur kita akan dipercaya orang lain. Jika ada orang yang memberi amanah atau
tugas kepada kita, kalau kita jujur. Maka orang itu dengan rasa penuh percaya
memberikan amanah atau tugas itu kepada kita.
c.
Dengan
bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan membohongi diri sendiri maupun
orang lain.
d.
Dengan
jujur hidup kia tidak akan terasa was-was. Karena tidak di tutupi oleh
kebohongan.
e.
Kalau
kita pernah berbohong sekali, maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi
kebohongan sebelumnya.
f.
Orang
jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan dengan orang yang tidak jujur
atau berbohong.
2. Manfaat dan kegunaan Berlaku adil
a.
Terciptanya
rasa aman, tenang dan tentram dalam jiwa dan ada rasa khawatir kepada orang
lain, karena tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan atau menyakiti
orang lain.
b.
Membentuk
pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, taat dan patuh kepada
ALLAH SWT, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
c.
Menciptakan
ketenteraman dan kerukunan hidup, hubungan yang harmonis dan tertib dengan
orang lain.
d.
Dalam
memanfaatkan alam sekitar untuk kemasyalatan dan kebaikan hidup di dunia dan di
akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejujuran merupakan sifat yang
tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu
sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan
cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur,
secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana
kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan
hasil yang di peroleh.
Sifat adil artinya, suatu sifat
yang teguh, kukuh yang tidak menunjukkan memihak kepada seorang atau golongan.
Adil itu sikap mulia dan sikap yang lurus tidak terpengaruh karena factor
keluarga, hubungan kasih sayang, kerabat karib, golongan dan sebagainya.
B. Saran
Jujur harus betul-betul kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari karena sifat jujur akan mendatangkan kebahagiaan
bagi diri kita maupun orang lain dan juga akan mendatangkan pertolongan dan
kasih sayang Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Balai Pustaka.1991
homeworkapw.blogspot.co.id/2013/09/makalah-sifat-terpuji-jujur_6860.html?m=1
Kementrian
Pendidikan dan, Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta.
2014
ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-jujur-da,lam-perkataan-dan.html?m=1
https://rahmatikhsan78.wordpress.com/2014/04/03/26/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar