Senin, 30 Maret 2020

Makalah Jujur dan Adil Versi 2


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Masalah

Islam adalah agama yang benar, agama yang paling sempurna di antara agama samawi yang diturunkan Allah SWT. kesempurnaannya dapat dilihat dari syariatnya, tidak ada satu sendi kehidupan pun melainkan semua itu telah terliputi oleh hukum atau syariat Islam, termasuk dalam hal berlaku jujur dan adil..
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan, khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak dikatakan.
Keadilan dalam Islam meliputi semua hal, mulai pada diri sendiri, dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat hingga kehidupan bernegara. Keadilan dalam Islam bukanlah keadilan yang dibuat-buat atau hasil pemikiran manusia, melainkan berlandaskan Al-Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah Rabb semesta alam baik dalam Al-Qur’an maupun yang  dilhamkan kepada manusia pilihan Allah, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Al-Hadits).
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan kehidupan sosial sekarang bahwa kejujuran dan keadilan sudah jarang ditanamkan pada jiwa dan karakter seseorang, sudah jarang kejujuran dan keadilan diaplikasikan dan diterapkan pada kehidupan keseharian seseorang.
Untuk itu, dengan sulitnya sikap adil dan  jujur zaman sekarang karena berbagai faktor, kami akan membahas sedikit tentang “Bersikap Adil da jujur” dengan berbagai sumber-sumber yabg kami peroleh, agar mengetahui lebih dalam tentang sikap berlaku jujur dan adil.

B. Rumusan  Masalah
1.Apa pengertian berlaku jujur dan adil ?
2.Sebutkan dalil tentang  berlaku jujur dan adil dalam Al-Qur’an dan Hadits ?
3.Apa manfaat dan kegunaan berbuat jujur dan adil?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jujur dan Adil
1.      Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai dengan kenyataan seperti yang tertera dalam QS. Al-Miadah ayat 8 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah..... “ dan dalam QS. At-Taubah ayat 119 “.......dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu berita  sesuai dengan  keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seseorang yang melaksanakan sesuatu perbuatan, tentu sesuai dengan apa yang ada pada batinnya. Seseorang yang berbuat riya’ tidaklah dikataka sebagai orang yang jujur karena dia telah menampakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (didalam batinnya). Begitu pula orang yang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena ia menampakan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya. Hal yang sama juga berlaku pada pelaku bid’ah; secara lahirlah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tapi hakikatnya dia berbeda dengan Nabi. Jelasnya, kejujuran merupakan sifat seorang beriman, sedangkan lawannya dusta, merupakan sifat orang yang munafik.

2.      Pengertian Adil
Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dan tidak berat sebelah. Berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak, dan tidak merugikan pihak mana pun. Adil dapat berarti tidak berat sebelah serta berarti sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
Jamil Shaliba, penulis kamus Filsafat Arab, mengatakan bahwa, menurut bahasa adil berarti al-Istiqamah yang berarti tetap pada pendirian, sedangkan dalam syari'at adil berarti tetap dalam pendirian dalam mengikuti jalan yang benar serta menjauhi perbuatan yang dilarang serta kemampuan akal dalam menundukkan hawa nafsu. Sebagaimana firman di bawah ini.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat,  dan  Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil  pelajaran.  (QS. an-NaŽl [16] : 90)

B.     Dalil tentang Perilaku Jujur Dan Adil dalam Al-Qur’an dan Hadits
1.      Al-Qur’an dan Hadits Tentang Perilaku Jujur
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan, walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩ ,
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan“tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan malah hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim).
Allah Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).

قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١١٩
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )

2.      Al-Qur’an dan Hadits Tentang Perilaku Adil

Artinya:
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui” (QS.
 Al-An'am, Ayat 115)

Artinya:
(Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan." (QS. Al-Anbiya:112)

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil . Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ma’idah:8)
Artinya:
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nisa’:129)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5ZF893bsrJWzXBDrvdCQe9fUGVJrdpn4ZP8nylQlgg3UbBMF7csc6RA5iMn37bSF3XmLvRlWuQtwuZbQgxTwF2Nm_nDRpGBgkAc-ZEjnbX9BmXsOjBrMCLZ4_VQZEKkMH_-r_CJaC9vXC/s640/az-zumar+69.png

Artinya : 
“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”(QS. Az-Zumar:69)

Hadits Nabi SAW :

عَنِ اِبْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْمُقْسِطُوْنَ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنَابِرِ مِنْ نُوْرٍ عَلَى يَمِيْنِ الْعَرْشِ الَّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَاَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلَّوْا (رواه ابن ابي شيبة ومسلم والنسائي والبيهقي (

Artinya : “ Dari Ibnu Umar R. A. dari Nabi SAW bersabda : “ Orang yang berperilaku adil akan berada di sisi Allah pada hari kiamat. Ia duduk di atas mimbar cahaya yang bersinar di sebelah kanan Arasy, yaitu mereka yang adil dalam menghukum, adil terhadap keluarga, dan terhadap sesuatu yang menjadi tanggungannya “. ( H.R. Ibnu Abi Syabah, Muslim, Nasa’I, dan Baihaqi ).

C. Manfaat dan kegunaan Berlaku jujur dan adil
1. Manfaat dan kegunaan Berlaku jujur
a.       Jujur adalah tindakan yang mulia.
b.      Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain. Jika ada orang yang memberi amanah atau tugas kepada kita, kalau kita jujur. Maka orang itu dengan rasa penuh percaya memberikan amanah atau tugas itu kepada kita.
c.       Dengan bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan membohongi diri sendiri maupun orang lain.
d.      Dengan jujur hidup kia tidak akan terasa was-was. Karena tidak di tutupi oleh kebohongan.
e.       Kalau kita pernah berbohong sekali, maka kita akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
f.       Orang jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan dengan orang yang tidak jujur atau berbohong.
2. Manfaat dan kegunaan Berlaku adil
a.     Terciptanya rasa aman, tenang dan tentram dalam jiwa dan ada rasa khawatir kepada orang lain, karena tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain.
b.     Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, taat dan patuh kepada ALLAH SWT, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
c.     Menciptakan ketenteraman dan kerukunan hidup, hubungan yang harmonis dan tertib dengan orang lain.
d.    Dalam memanfaatkan alam sekitar untuk kemasyalatan dan kebaikan hidup di dunia dan di akhirat.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur, secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan hasil yang di peroleh.
Sifat adil artinya, suatu sifat yang teguh, kukuh yang tidak menunjukkan memihak kepada seorang atau golongan. Adil itu sikap mulia dan sikap yang lurus tidak terpengaruh karena factor keluarga, hubungan kasih sayang, kerabat karib, golongan dan sebagainya.

B. Saran
Jujur harus betul-betul kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari karena sifat jujur akan mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita maupun orang lain dan juga akan mendatangkan pertolongan dan kasih sayang Allah SWT.



DAFTAR PUSTAKA

dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.1991
homeworkapw.blogspot.co.id/2013/09/makalah-sifat-terpuji-jujur_6860.html?m=1
Kementrian Pendidikan dan, Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta. 2014
ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-jujur-da,lam-perkataan-dan.html?m=1
https://rahmatikhsan78.wordpress.com/2014/04/03/26/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perubahan Wujud Benda