KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga makalah tentang Kerajaan Mataram Kuno ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas kelompok Kerajaan Mataram Kuno.
Makalah ini disusun
berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang disajikan dalam
makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai letak Kerajaan
Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno,
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan
Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi
para pembaca.
Sumenep, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….
ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...
4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………… 4
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………………..
4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Kehidupan Pada Masa Kerajaan Mataram
Kuno………………………………………... 6
1. Letak Kerajaan Mataram
Kuno dan Sumber Sejarahnya……………………………. 6
2. Raja-Raja Pada Masa
Kerajaan Mataram Kuno……………………………………... 7
3. Kehidupan Kebudayaan
Hindu-Budha Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno……… 9
4. Kehidupan
Ekonomi dan Sosial Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno……….... 10
1.2 Masa Kejayaan dan
Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno………………………………11
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………. ……….12
1.1 Saran…………………………………………………………………………………….. 12
1.2 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 12
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………………..
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajaan Mataram kuno
adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti
yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari
pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala.
Selanjutnya adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh
sebagai penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang.
Secara umun kerajaan
Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah berkuasa pada waktu
itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan
dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur.
Pendiri dari dinasti
Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun kerajaannya di Tamwlang tahun 929.
Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan lanjutan dari kerajaan
mataram.Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru,
yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan
penaklukan karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno
telah meluas hingga ke Jawa Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam
makalah tentang Kerjaan Mataram Kuno ini, antara lain :
1. Bagaimana Kehidupan
pada masa Kerajaan Mataram Kuno?
2. Kapan masa kejayaan
dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai,
antara lain:
a. Untuk mengetahui
bagaimana kehidupan pada masa Kerajaan Mataran Kuno.
b. Untuk mengetahui kapan
masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Kehidupan pada
Masa Kerajaan Mataram Kuno.
1. Letak Kerajaan Mataram
Kuno dan Sumber Sejarahnya
Kerajaan Mataram Kuno
merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 Masehi. Kerajaan ini berdiri di
desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu didirikan sebuah Lingga
(lambang Siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yang didirikan oleh
Raja Sanjaya. Daerah ini letaknya di sebuah Pulau Mulia, Jawadwipa, dimana
daerah ini merupakan daerah yang kaya raya akan hasil bumi terutama padi dan
emas sehingga di masa selanjutnya kerajaan ini banyak melakukan hubungan dagang
dengan daerah-daerah lain.
Kerajaan Mataram Kuno
terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah
ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu,
Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan
Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai
Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya
daerah ini sangat subur.
Terdapat dua sumber
utama yang menunjukan berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, yaitu berbentuk
prasasti dan candi-candi yang dapat kita temui sampai sekarang ini. Adapun
untuk prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti
diantaranya :
1. Prasasti Canggal,
ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732
Masehi. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang
isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bahwa yang
menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara perempuan Sanna).
2. Prasasti Kalasan,
ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis dalam huru
Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian
bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas
permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan
untuk Sanggha (umat Budha)
3. Prasasti Mantyasih,
ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah, berangka 907 M yang menggunakan
bahasa Jawa KUno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukurai Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Raikai Garung, Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak,
ditemukan di desa Prambanan berangka 782 M. ditulis dalam huruf Pranagari dan
bahasa Sansekerta isinya menceritakan permbuatan Arca Manjusri oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Selain Prasasti,
Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang masih ada
hingga sekarang. Candi-candi tersebut antara lain, Candi Kalasan, Candi
Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ij, Candi Barong,
Candi Sowijiwan, Candi Borobudhur.
2. Raja-Raja Pada Masa
Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri,
Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai
berikut:
1. Sanjaya, pendiri
Kerajaan Mataram Kuno
2. Rakai Panangkaran,
awal berkuasanya Wangsa Sailendra
3. Rakai Panunggalan
alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias
Samaragrawira
5. Rakai Garung alias
Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami
Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias
Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah
Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah
Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok, awal
periode Jawa Timur
14. Sri Lokapala suami Sri
Isanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh,
Kerajaan Mataram Kuno berakhir
Kerajaan mataram kuno
dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal sebagai seorang raja yang
besar, gagah berani dan bijaksana serta sangat toleran terhadap agama lain. Ia
adalah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara
yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya. Raja
Panangkaran lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram
Kuno lebih cepat berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera
ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di
Semenanjung Malaya. Ketika Rakai Panunggalan berkuasa, kerajaan Mataram Kuno
mulai mengadakan pembangunan beberapa candi megah seperti candi Kalasan, candi
Sewu, candi Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi Borobudur.
Kemudian setelah Rakai
Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai Warak. Pada zaman
pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Buddha dan Hindu sehingga
pada saat itu banyak masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah Rakai
Warak meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung. Pada masa pemerintahan
Rakai garung pembangunan kompleks candi dilanjutkan di Jawa Tengah bagian utara
terutama di sekitar pegunungan Dieng. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya
kompleks bangunan candi Hindu di dataran tinggi Dieng, seperti candi Semar,
candi Srikandi, candi Punta dewa, candi Arjuna dan candi Sembadra. Selain itu
di bangun pula kompleks candi Gedong Sanga yang terletak di sebelah kota
Semarang sekarang.
Setelah Rakai Garung
meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat kecakapan dan keuletan Rakai
Pikatan, semangat kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali. Kekuasaannya pun
bertambah luas meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai
pembangunan candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi
Lara Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan
oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak
menghadapi masalah dan berbagai persoalan yang rumit sehingga timbullah benih
perpecahan di antara keluarga kerajaan. Selain itu zaman keemasan Mataram Kuno
mulai memudar serta banyak terjadi perang saudara.
Saat Rakai Kayuwangi
meninggal ia digantikan oleh Rakai Watuhumalang. Rakai Watuhumalang berhasil
melanjutkan pembangunan Candi Prambanan. Kemudian setelah Rakai Watuhumalang
meninggal ia digatikan oleh Rakai Watukura Dyah Balitung. Pada masa
pemerintahan Rakai Dyah Balitung dikenal 3 jabatan penting, yaitu rakryan i
hino (pejabat tinggi sesudah raja), rarkyan i halu dan rarkyan i sirikan. Ketiganya
merupakan tritunggal. Dyah Balitung memerintah sampai tahun 910 M dan
meninggalkan banyak prasasti (20 buah). Ada prasasti yang menyebutkan bahwa
Raja Balitung pernah menyerang Bantan (Bali). Setelah Rakai Watukura Dyah
Balitung wafat ia digantikan oleh Daksa dengan gelar Sri Maharaja Sri
Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya. Sebelumnya ia menjabat sebagai rakryan i
hino. Ia memerintah dari tahun 913-919 M. Pada masa pemerintahan Raja Daksa
inilah pembangunan Candi Prambanan berhasil diselesaikan. Pada tahun 919 M
Daksa digantikan oleh Tulodhong yang bergelar Sri Maharaja Rakai Layang Dyah
Tulodhong Sri Sajanasanmattanuragatunggadewa. Masa pemerintahan Tulodhong
sangat singkat dan tidak terjadi hal-hal yang menonjol.
Pengganti Tulodhong
adalah Wawa. Ia naik tahta pada tahun 924 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai
Pangkaja Dyah Wawa Sri Wajayalokanamottungga. Sri Baginda dibantu oleh Empu
Sindok Sri Isanawikrama yang berkedudukan sebagai Mahamantri i hino.
3. Kehidupan Kebudayaan
Hindu-Budha Pada Masa Mataram Kuno
Semangat kebudayaan
masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya
peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti peniggalan dari Kerajaan
Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal (tahun 732 M), prasasti Kelurak (tahun
782 M), dan prasasti Mantyasih (Kedu).
Selain itu, juga
dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi
Prambanan, candi Sambisari, cadi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain candi
Hindu, dibangun pula candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi Kalasan,
candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan candi Mendut.
4. Kehidupan Ekonomi dan
Sosial Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
a. Kehidupan Sosial
Kerajaan Mataram Kuno
meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha,
masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan
ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat
Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur,
tetapi karena sikap toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging
turut juga dalam pembangunan tersebut.
Keteraturan kehidupan
sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan hukum pada
semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk desa ternyata juga di
hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu bisa berlangsung
karena adanya hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.
b. Kehidupan Ekonomi
Pusat kerajaan Mataram
Kuno terletak di Lembah sungai Progo, meliputi daratan Magelang, Muntilan,
Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat menggantungkan
kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak
kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil
pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah
dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Usaha perdagangan juga
mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Raja telah
memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk disekitar
kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran
arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai
imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari
pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut
dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Mataram Kuno.
1.2 Kejayaan dan
keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Kerajaan Mataram Kuno
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M). Di
masa kekuasaannya, daerah-daerah di sebelah timur Mataram berhasil
ditaklukkannya. Oleh karena itu, daerah kekuasaan Mataram semakin luas, yang
meliputi Bagelen (Jawa Tengah) sampai Malang (Jawa Timur).
Penyebab kejayaan
kerajaan Mataram Kuno:
1)
Naik tahtanya Sanjaya yang sangat ahli dalam peperangan
2)
Pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna
mengatur aliran Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dari Benggala,
Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, dan lain-lain datang ke pelabuhan itu.
3)
Pindahnya kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yang didasari oleh:
a. Adanya
sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat
memudahkan bagi lalu lintas perdagangan.
b. Adanya
dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara
besar-besaran.
c. Lokasi Jawa
Timur yang berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur
perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
Kemunduran kerajaan
Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Tidak
memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar
2. Sering
dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi
3. Mendapat
ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya
Oleh karena itu pada
tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur (di bagian hilir
Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan ibukota ke Jawa Timur ini dianggap
sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa Timur masih wilayah kekuasaan
Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai
Brantas yang terkenal subur dan mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut
Jawa. Kerajaan itu kemudian dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur
atau Kerajaan Medang Kawulan.
BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Kerajaan mataram kuno merupakan
kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.Kerajaan ini berdiri di desa
Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu didirikansebuah Lingga (lambang
siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja
Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat memerintah kerajaan Mataram Kuno antara
lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai
Panangkaran (760-780 M) 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri
Maharaja Rakai Warak (800-820 M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6.
Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882
M) 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M) 9. Sri Maharaja Rakai
Watukura Dyah Balitung (898-910 M) Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami
perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: 1. Aspek Kehidupan
Politik 2. Aspek Kehidupan Sosial 3. Aspek Kehidupan Ekonomi 4. Aspek Kehidupan
Budaya Hindu-Buddha.
1.2.Saran
Kita sebagai generasi
muda harus mengetahui tentang sejarah Kerajaan-Kerajaan di Indonesia. Agar kita
lebih menghargai budaya-budaya kita di Indonesia yang sangat banyak. Menjaga
peninggalan-peninggalan pada masa sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih
bisa berbagi dan melihat peninggalan serta kebudayaan kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar