KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam
Basa dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia
Anorganik II yang bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa
lebih mudah memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi
mahasiswa untukdapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
dari kesempurnaan, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.
Sumenep, April 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada
buahan-buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat
basa yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan
basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius,
teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan
antara senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya
senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu,
untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga
menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah penambahan phenolphthalein
warna larutan berubah menjadi merah muda atau pink, maka larutan tersebut
bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang
dapat membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam
cenderung memiliki rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit.
Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya
melarutkan zat lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan
beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh
karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa
lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut
berdasarkan sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan
dan ion logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi
akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam
(kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai
pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam
basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang
terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau
interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini
sebagai tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu
memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Anorganik
II.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah
ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Bagaimana indikator asam basa ?
5. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
7. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam
dan basa?
8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam
basa tersebut?
9. Bgaimana reaksi dari asam dan basa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Asam dan Basa
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine
Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen.
Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena
pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is
tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa
Yunani yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti
“penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan oleh
Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian
ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884,
ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan
landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa,
maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti
cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang
berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.
Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi
umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah
yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan
ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
2.2. Teori
Asam Basa
2.2.1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion
dan pada larutan berair (aqueous solution).
Ø Asam adalah spesies
yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan berair.
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O à H+ +
Cl- + H2O
Ø Basa adalah
spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O à NH4+ +
OH-
Secara umum :
Asam + Basa
Garam
+ Air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air,
sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan
dimana tidak ada H+ dan OH-.
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius
yaitu mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig.
Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori
asam basa Arrhenius yaitu:
Ø Teori asam basa
Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan reaksi
asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Ø Teori asam basa
Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu
menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
Ø Tidak menjelaskan
mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1
(seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain
seperti CH4 tidak.
Ø Tidak dapat menjelaskan
mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik
seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen
dan asam basa polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang valensi asam
atau basa adalah satu.
1. asam lemah monovalen
Contohnya : asam asetat
CH3COOH à H+ + CH3COO-
2. basa lemah monovalen
Contohnya : natrium hidroksida
NH4OH à NH4+ +
OH-
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah lebih dari satu. Asam
dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai
tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4 à H+
+ HSO4-
HSO4- à H+
+ SO42-
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin
lemah, basa konjugasinya makin kuat.
Ka x Kb = Kw
2.2.2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan
Lowry)
Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer
proton.
· Asam
adalah spesies pemberi (donor) proton.
· Basa
adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O à H3O+ + Cl-
Asam basa
H2O + NH3 à NH4+ + OH-
Asam basa
Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton
dari asam ke basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
Ø Asam kuat: basa
konjugasi lemah
Ø Basa kuat: asam
konjugasi lemah
HCl + H2O à H3O+ +
Cl-
Asam1 basa1
asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada
basa konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak
daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted
lowry
H2PO4- à
HPO42-
asam
konjugasi
basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat
dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat.
Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik
sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini
akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu
zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai
basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
· Basa
konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton pindah
dari asam tersebut.
· Asam
konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah
sebuah proton, dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti
ini disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai
pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi
antara ion CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua
sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan
sebagai asam atau basa. Air adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air
menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep
yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak
terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas
menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut air,
bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3
dengan menggunakan pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s)
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry
yaitu teori Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan
alasan suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton
dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
2.2.3. Teori Asam Basa Lewis (Lewis)
Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan
elektron.
Ø Asam adalah spesies
penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
Ø Basa adalah spesies
pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan
elektron (contohnya : pada ikatan kovalen koordinasi) dan semua asam basa
Arrhenius adalah asam basa Lewis
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
Ø Teori asam dan basa
Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam dengan pelarut
lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut.
Ø Teori asam dan basa
Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam molekul atau ion
yang memiliki PEB atau pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada proses
pembentukan senyawa komplek.
Ø Teori asam dan basa
Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu senyawa bersifat basa dari
zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA didalamnya mengandung atom
N, nitrogen, dimana memiliki PEB atau pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori
Lewis memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki
8 ion atau oktet.
2.2.4. Asam Basa Lux-Flood
Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali
teori asam basa oksigen yang diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada
tahun 1939, kemudian dikembangkan oleh Håkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih
digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia modern dan elektrokimia lelehan
garam. Konsep teori asam basa Lux-Flood ditinjau berdasarkan ion oksida (O2-).
Konsep ini digunakan untuk menerangkan sistem non proton yang tidak dapat
dijelaskan dengan definisi asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini biasanya
digunakan untuk meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi dan
proses pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat
asam yaitu senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan senyawa
yang bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi pendonor ion oksida.
Contoh reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir) yang terjadi pada suhu
tinggi. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(s)
Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah
sesuai persamaan berikut:
SO3(g) + H2O(l0 → H2SO4(aq)
SiO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Adapun kelebihan teori asam basa lux-flood yaitu
karakterisasi oksida logam dan non logam menggunakan sistem ini bermanfaat
dalam industri pembuatan logam.
Sedangkan kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas
hanya pada senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat
menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak memiliki ion
oksida di dalamnya.
2.2.5. Asam Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)
Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan
lunaknya. Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya
berdasarkan pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu
prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). R.G Pearson awal tahun
1960 mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa
lunak (soft) atau keras (hard). Asam basa lunak adalah asam basa yang
elektron-elektron valensinya mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan
asam basa keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau
yang elektron atau elektron valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain
asam basa lunak mempunyai sifat terpolarisasi tinggi dan asam basa keras
mempunyai sifat terpolarisasi rendah. Konsep ini kemudian dikenal dengan nama
HSAB yang singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa keras lemah)
atau yang biasa dikenal sebagai asam basa pearson.
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan
memiliki ukuran kecil merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya
ligan-ligan dengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat
pengaruh ion dari luar merupakan basa lemah (misalnya : S2O32-, I-). Sedangkan
ion-ion logam yang berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron terluar
tidak mudah dipengaruhi oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam
keras (contohnya : H+, Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar,
bermuatan kecil atau nol, elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain,
dikelompokkan ke dalam asam lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam
basa keras dan lunak, terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk
pada golongan keras ataupun lunak, yaitu golongan intermediet. Di bawah ini
adalah tabel ligan dan ion logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan
intermediet.
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan
Intermediet
Asam Keras
|
Asam Lunak
|
Intermediet
|
Li+, Na+, K+, Rb+
|
Tl+, Cu+, Ag+, Au+
|
|
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+, Mn2+, Zn2+
|
Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+
|
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+, Os2+
|
Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+, Fe3+, Co3+, Y3+
|
Tl3+
|
Ru3+, Rh3+, Ir3+
|
Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+
|
||
[VO]2+, [VO2]+
|
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet
Basa Keras
|
Basa Lunak
|
Intermediet
|
F-, Cl-
|
I-, H-, R-
|
Br-
|
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-, [SO4]2-,
[ClO4]-
|
[CN]-, [RS]-, [SCN]-
|
[N3]-, [NO2]-, [SO3]2-
|
H2O, ROH, R2O, NH3, RNH2
|
CO, RNC, RSH, R2S, R3P, R3As, R3Sb
|
C6H5NH2
|
a. Syarat-Syarat Asam-Basa Keras (Hard):
a) Jari-jari atom kecil
b) Bilangan oksidasinya tinggi
c) Polaritasnya rendah
d) Elektronegatifitasnya tinggi
b. Syarat-Syarat Asam-Basa Lunak (Soft) :
a) Jari-jari atom
b) Bilangan oksidasinya rendah
c) Polaritasnya tinggi
d) Ekektronegatifitasnya rendah
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan
1. Asam keras cenderung berikatan dengan
basa keras
2. Asam lunak cenderung berikatan dengan
basa lunak
3. Interaksi asam-basa keras cenderung
bersifat elektrostatik
4. Interaksi asam-basa lunak cenderung
bersifat kovalen
c. Interaksi Asam Basa Keras dan Lunak
Berdasarkan prinsip HSAB, asam keras cenderung lebih suka
untuk berkoordinasi dengan basa keras, dan demikian juga halnya dengan asam
lunak yang cenderung lebih suka berkoordinasi dengan basa lunak. Asam keras dan
basa keras cenderung mempunyai atom yang kecil, oksidasi tinggi, kepolaran
rendah, dan keelektronegatifan tinggi. Sedangkan asam dan basa lunak cenderung
mempunyai atom yang besar, tingkat oksidasi rendah, dan elektronegatifan
rendah. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi
ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat
kovalen. Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH-
merupakan basa kuat, sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat
melalui pembentukan ikatan koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O
pada OH- akan menempati orbital kosong yang ada di Cr3+.
Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan
basa keras akan memiliki kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras
yang berikatan dengan basa lunak. Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan
dengan halogen, kestabilannya akan menurun berdasarkan urutan : F- > Cl-
> Br- > I-. Sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang berikatan dengan
golongan halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F- < Cl-
< Br- < I-. Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras,
sehingga akan lebih stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I‑ yang merupakan basa lunak,
akan lebih stabil jika berikatan dengan asam
lunak.
2.2.6. Teori Asam Basa Sistem Pelarut
Asam basa sistem basa sistem pelarut dikembangkan oleh Cady
Esley. Berdasarkan teori ini, yaitu
· asam
sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut tertentu
dapat meningkatkan konsentrasi kation karakteristik dari pelarut tersebut.
Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl
bertindak sebagia asam sistem pelarut karena dalam NH3, cairan NH4Cl
teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+ inilah yang disebut kation karakteristik
pelarut (KKP).
· Sedangkan
basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut
tertentu dapat meningkatkan anion karakteristik plarut tersebut.
Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl
disebut anion karakteristik pelarut (AKP). Karena dalam campuran NaCl terurai
menjadi Na+ dan Cl-. Cl- inilah yang disebut AKP.
Kelebihan dari teori ini adalah sifat keasaman dan kebasaan
suatu senyawa dapat ditingkatkan karakteristiknya.
Kelemahan dari teori ini adalah tidak semua pelarut dapat
atau mampu meningkatkan karakteristik sifat keasaman ataupun kebasaan suatu
senyawa.
2.2.7. Teori Asam Basa Asam Usanovich
Usanovich merupakan seorang ahli kimia Rusia. Teori Asam
Basa Asam Usanovich tidak diakui oleh dunia atau bisa dibilang bukan teorinya.
Hal ini disebabkan teori yang diungkapkan tersebut merupakan gabungan dari
semua teori asam basa yang pernah diungkapkan ahli-ahli kimia yang lain.
Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak
membatasi keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, tetapi
lebih umum dari teori asam basa Lewis. Teori Usanovich dapat diringkas:
· Asam
didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk
kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan
garam.
· Basa
didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk
bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam .
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang
telah ada sebelumnya dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus
dalam reaksi asam-basa.
Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
Na2O (basa) + SO3 (asam) → 2 Na+ + SO42−
(yg dipertukarkan: anion O2−)
3 (NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6 NH4+ + 2 SbS43−
(yg dipertukarkan: anion S2−)
Na (basa) + Cl (asam) → Na+ + Cl−
(yg dipertukarkan: elektron)
2.3. Reaksi- Reaksi Asam dan Basa
A. Reaksi Penetralan
Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi
reaksi penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
Contoh :
Asam + Basa
Garam + Air
HnA + B(OH)m
BnAm + H2O
B. Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa
Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi
dengan air membentuk asam.
CO2 + H2O
H2CO3
SO2 + H2O
H2SO3
SO3 + H2O
H2SO4
N2O5 + H2O
2 HNO3
P2O5 + H2O
2 H3PO4
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk
garam dan air
CO2 + 2 NaOH
Na2CO3 + H2O
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan
air akan menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH
K2O + H2O ---> 2 KOH
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk
garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O
Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O
C. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau
tidak....ada dua cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan
menghitung nilai perbandingan Ksp dengan Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan
yang mengendap tidak diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
+ 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan
dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
D. Reaksi yang Menghasilkan Gas
a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)
Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan
tetapi segera terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g).
b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi
segera terurai menjadi H2O(l) dan NH3(g)
c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S
FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S
E. Reaksi Logam dengan Asam Kuat
Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen
Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)
Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)
2.4. Sifat- Sifat Asam dan Basa
Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat
atau senyawa berupa asam atau basa yaitu:
2.4.1. Sifat Asam
Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya
dikasih tanda plus (+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki
sifat sebagai berikut:
·
Rasa masam jika dilarutkan dalam air
(hanya untuk asam lemah)
·
Sentuhan : terasa menyengat bila
disentuh dan dapat merusak kulit (terutama jika asam pekat)
·
Bersifat korosif terhadap logam.
Dapat menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan
melubangi benda yang terbuat dari kain, kayu atau kertas jika konsentrasinya
tinggi (pengalaman pribadi, kalian mau coba? Dio kayanya semangat nih)
·
Hantaran listrik : merupakan cairan
elektrolit walaupun tidak selalu ionik (dapat menghantarkan listrik walau tidak
selalu berbentuk ion)
·
Derajat keasaman (pH) lebih kecil
dari 7
·
Mengubah warna lakmus menjadi
berwarna merah
2.4.2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya
dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari
asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
·
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air
(hanya untuk basa lemah)
·
Sentuhan : terasa licin seperti
sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
·
Bersifat kaustik (dapat merusak
jaringan kulit/iritasi)
·
Hantaran listrik : dapat
menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)
·
Derajat keasaman (pH) lebih besar
dari 7
·
Mengubah warna lakmus menjadi
berwarna biru
·
Dalam keadaan murni umumnya berupa
kristal padat
·
Dapat mengemulsi minyak
2.5. Jenis- Jenis Asam dan Basa
2.5.1. Jenis- Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam Kuat yaitu
Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:
o Asam sulfat
(H2SO4)
o Asam klorida
(HCl)
o Asam nitrat
(HNO3)
o Asam bromida
(HBr)
o Asam iodida (HI)
o Asam klorat
(HClO4)
b. Asam lemah yaitu
Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.
Contoh asam lemah:
o Asam askorbat
o Asam karbonat
o Asam sitrat
o Asam etanoat
o Asam laktat
o Asam fosfat
2.5.2. Jenis- Jenis Basa
Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu
Basa Kuat dan Basa Lemah
a. Basa Kuat yaitu
Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure pembentuk basa
tersebut.
Contoh basa kuat:
o Litium hidroksida
(LiOH)
o Natrium
hidroksida (NaOH)
o Kalium hidroksida
(KOH)
o Kalsium
hidroksida (Ca(OH)2)
o Stronsium
hidroksida (Sr(OH)2)
o Rubidium
hidroksida (RbOH)
o Barium hidroksida
(Ba(OH)2)
o Magnesium
hidroksida (Mg(OH)2)
b. Basa Lemah yaitu
basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia
adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
ammonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan
air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap
saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang
menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam
larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α <
1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung
dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :
o gas amoniak (NH3)
o besi hidroksida
(Fe(OH)2)
o Hydroksilamine
(NH2OH)
o Aluminium
hidroksida (Al(OH)3)
o Ammonia
hydroksida (NH4OH)
o Metilamin
hydroxide (CH3NH3OH
o Etilamin
hydroxide (C2H5NH3OH)
2.6. Indikator Asam Basa
Indikator asam – basa adalah zat kimia yang mempunyai warna
yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan
indikator asam – basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat asam dan
basa. Ada beberapa jenis indikator asam – basa diantaranya fenolftalein, metil
orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah,
timolftalein dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam
larutan tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indikator.
Perhatikan tabel berikut:
Indikator asam - basa
|
Warna
yang dihasilkan
|
|||
Larutan asam
|
Larutan basa
|
|||
Fenolftalein
|
Bening
|
Merah muda
|
||
Metil oranye
|
Merah
|
Kuning
|
||
Bromotimol biru
|
Kuning
|
Biru
|
||
Metil ungu
|
Ungu
|
Hijau
|
||
Bromokresol ungu
|
Kuning
|
Ungu
|
||
Fenol merah
|
Kuning
|
Merah
|
||
Timolftalien
|
Bening
|
Biru
|
||
Metil oranye
|
Merah
|
Kuning
|
||
2.6.1 Trayek Perubahan Warna Indikator Asam Basa
Batas – batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna
disebut trayek perubahan warna indikator tersebut.
Indikator
|
Perubahan Warna dengan Meningkatnya
pH
|
Rentang pH
|
Asam Pikrat
|
Tidak berwarna - kuning
|
0,1 – 0,8
|
Tanol Biru
|
Kuning
|
0,2 – 2,8
|
2,6 – Dinitro Feno
|
Tidak berwarna – Kuning Merah
|
2,0 – 4,0
|
Metil Kuning
|
Kuning
|
2,9 – 4,0
|
Brompenol Biru
|
Kuning – Biru
|
3,0 – 4,6
|
Metil Orange
|
Merah – Kuning
|
3,7 – 4,4
|
Bromkesol Hijau
|
Kuning – Biru
|
3,8 – 5,4
|
Nietyl Merah
|
Merah – Kuning
|
4,2 – 6,8
|
Litmus
|
Merah – Biru
|
5,0 – 8,0
|
Metil Ungu
|
Ungu – Hijau
|
4,8 – 5,4
|
P. Nitropenol
|
Tidak berwarna - Kuning
|
5,6 – 7,6
|
Bromkesol Ungu
|
Kuning – Ungu
|
5,2 – 6,8
|
Bromtimol Biru
|
Kuning – Biru
|
6,0 – 7,6
|
Netral Merah
|
Merah – Kuning
|
6,8 – 8,0
|
Kenol Merah
|
Kuning – Biru
|
6,8 – 8,4
|
p-a-Noftalfttalein
|
Kuning – Biru
|
7,0 – 9,0
|
Tinolftalein
|
Tidak berwarna – Biru kuning
|
9,3 – 10,6
|
Alizarin Kuning R
|
Violet
|
10,1 – 12,0
|
Fenolfttalein
|
Tidak berwarna -Merah
|
8,0 – 9,6
|
2.7. Aplikasi Asam Basa Dalam Kehidupan
Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam
asam yang paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam
nitrat dan asam klorida. Asam sulfat (H2SO4) merupakan
cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan
pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna,
dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4)
digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan
bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran
sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan
peledak dan pupuk. Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat
mengakibatkan luka bakar pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang
tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang
terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat.
Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant,
antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida,
Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang
berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang paling
banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan
bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan
dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan
pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam makalah
ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat
yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH–.
2.
Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah
zat yang menyediakan proton dan basa penerima proton.
3.
Menurut Lewis asam sebagai akseptor
pasangan elektron, dan suatu basa sebagai donor pasangan tersebut.
4.
Asam adalah zat yang berasa asam
dengan pH dibawah tujuh sedangkan basa adalah zat yang bersifat kaustik dengan
pH diatas tujuh dan senyawa yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam
air.
5.
Basa kuat adalah jenis senyawa
sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam –
basa, sedangkan basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi
ion hidroksida dalam larutan.
6.
Prinsip HSAB menggolongkan asam basa
menjadi asam basa keras dan lunak.
7.
Asam basa keras dan lunak dapar
berinteraksi satu sama lain, namun asam keras akan cenderung berinteraksi
dengan basa keras dan asam lunak juga akan cenderung berinteraksi dengan basa
lunak.
8.
Indikator adalah senyawa kompleks
yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk
mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa.
9.
Empat macam asam yang paling penting
dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik
Dasar. Jakarta: UI-Press.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic
Chemistry. New York. HarperCollins College Publisher.
Petrucci, Ralph. H.1985. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X Asam Basa.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/ pada
tanggal 3 Mei 2015 pukul 13.00.
Anonim. 2013.http://santrinitas.wordpress.com. Di akses pada
3 Mei 2015 pukul 13.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar